Kamis, 31 Mei 2018

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN KIMCHI SEDERHANA


LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN KIMCHI SEDERHANA


BAB I
PENDAHULUAN


1.1.       Latar Belakang
Pengolahan bahan pangan secara tradisional sudah dikenal sejak dahulu. Salah satu cara pengolahan yang dilakukan adalah dengan fermentasi. Fermentasi telah lama digunakan dan merupakan salah satu cara pemrosesan dan bentuk pengawetan makanan tertua. Fermentasi merupakan cara untuk memproduksi berbagai produk yang menggunakan mikroba melalui aktivitas metabolisme. Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba pada substrat organik yang sesuai. Terjadinya fermentasi dapat menyebabkan perubahan sifat bahan pangan akibat pemecahan kandungan bahan pangan tersebut, sehingga memungkinkan makanan lebih bergizi, lebih mudah dicerna, lebih aman, dapat memberikan rasa yang lebih baik dan memberikan tekstur tertentu pada produk pangan. Fermentasi juga merupakan suatu cara yang efektif dengan biaya rendah untuk mengawetkan, menjaga kualitas dan keamanan makanan.
Bekangan ini budaya Korea sangat populer di masyarakat Indonesia termasuk pula makanan khas negeri tersebut. Salah satu makanan khas Korea yang terkenal yaitu Kimchi. Kimchi terkenal dengan rasanya yang pedas dan juga sedikit asam. Kimchi merupakan makanan yang sehat karena terbuat dari sayuran yang di fermentasi. Kimchi berasal dari kata chim artinya direndam dan chae berarti sayuran. jadi chimchae diartikan sebagai “sayuran yang direndam”. Di Korea, kimchi selalu dihidangkan di waktu makan sebagai salah satu jenis banchan yang paling umum.


1.2.       Tujuan
a.       Mengetahui proses pembuatan kimchi secara sederhana
b.      Mengetahui fungsi masing-masing bahan yang ditambah
c.       Mengetahui karakteristik organoleptik kimchi


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Fermentasi Bahan Pangan
Fermentasi telah lama digunakan dalam pengolahan bahan makanan secara tradisional, dan merupakan salah satu cara pemrosesan dan bentuk pengawetan makanan tertua. Fermentasi merupakan cara untuk memproduksi berbagai produk yang menggunakan mikroba melalui aktivitas metabolisme. Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba pada substrat organik yang sesuai. Terjadinya fermentasi dapat menyebabkan perubahan sifat bahan pangan akibat pemecahan kandungan bahan pangan tersebut, sehingga memungkinkan makanan lebih bergizi, lebih mudah dicerna, lebih aman, dapat memberikan rasa yang lebih baik dan memberikan tekstur tertentu pada produk pangan. Fermentasi juga merupakan suatu cara yang efektif dengan biaya rendah untuk mengawetkan, menjaga kualitas dan keamanan makanan (Dwidjoseputro, 1994).
Fermentasi adalah suatu proses terjadinya perubahan kimia pada suatu substrat organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Dalam pengolahan pangan, proses fermentasi dengan menggunakan aktivitas mikroorganisme secara terkontrol ini biasanya ditujukan untuk meningkatkan keawetan pangan dengan diproduksinya asam dan/atau alkohol, untuk menghasilkan produk dengan karkateristik rasa dan aroma yang khas, atau untuk menghasilkan pangan dengan mutu dan nilai yang lebih baik. Contoh-contoh produk pangan fermentasi ini bermacam-macam; mulai dari produk tradisional (misalnya tempe, tauco, tape, dll) sampai kepada produk yang modern (misalnya salami dan yoghurt). Jenis mikroorganisme yang berperan antara lain, bakteri pembentuk asam laktat, asam asetat, dan beberapa jenis khamir penghasil alkohol (Suprihatin, 2010).
Untuk hidup, semua organisme membutuhkan sumber-sumber energi yang diperoleh dari metabolisme bahan pangan dimana organisme terdapat didalamnya. Bahan baku energi yang paling banyak digunakan adalah glukosa. Dengan adanya oksigen, beberapa mikroorganisme mencerna glukosa dan menghasilkan air, karbondioksida, dan sejumlah besar energi (ATP) yang digunakan untuk tumbuh. Proses ini merupakan metabolisme aerobik. Akan tetapi, beberapa mikroorganisme dapat mencerna bahan baku energinya tanpa adanya oksigen dan sebagai hasilnya bahan baku energi ini hanya sebagian yang dipecah. Hasilnya hanya berupa sejumlah kecil energi, karbondioksida, air, dan produk akhir metabolik yang berupa sejumlah besar asam laktat, asam asetat, dan etanol serta sejumlah kecil asam organik volatil lainnya (alkohol dan ester dari alkohol tersebut). Proses ini disebut juga fermentasi yang timbul sebagai hasil metabolisme tipe anaerobik (Tjahjadi dan Marta, 2011).

2.2 Kimchi
Salah satu produk makanan hasil proses fermentasi adalah Kimchi, yang merupakan makanan tradisional Korea berupa suatu jenis asinan sayur hasil fermentasi yang diberi bumbu pedas. Setelah digarami dan dicuci, sayuran dicampur dengan bumbu yang dibuat dari udang krill, kecap ikan, bawang putih, jahe dan bubuk cabai merah. Sayuran yang paling umum dibuat kimchi adalah sawi putih dan lobak. Di zaman dulu, kimchi diucapkan sebagai chim-chae yang berarti sayuran yang direndam. Di Korea, kimchi selalu dihidangkan di waktu makan sebagai salah satu jenis banchan yang paling umum. Kimchi juga digunakan sebagai bumbu sewaktu memasak sup kimchi (kimchi jjigae), nasi goreng kimchi (kimchi bokkeumbap), dan berbagai masakan lain (Jung-Sook et.al, 2005).
Kimchi dibuat dari beraneka ragam bahan sesuai dengan jenis kimchi dan selera orang yang membuatnya. Kimchi yang paling dikenal di luar Korea adalah baechu kimchi yang dibuat dari sawi putih dan lobak dicampur bawang putih, cabai merah, ppalgangochu), daun bawang, cumi-cumi, tiram atau makanan laut lain, jahe, garam, dan gula. Kimchi dibuat dari berbagai jenis sayuran sehingga mengandung kadar serat makanan yang tinggi, namun rendah kalori. Sebagian besar kimchi dibuat dari sayuran seperti bawang bombay, bawang putih, dan cabai yang baik untuk kesehatan. Kimchi kaya dengan vitamin A, thiamine (B1), riboflavin (B2), kalsium, zat besi, dan bakteri asam laktat yang baik untuk pencernaan. Pada tahun 2000, strain bakteri asam laktat (strain MT-1077T) penghasil bakteriosin yang diisolasi dari kimchi diberi nama Lactobacillus kimchi. Bakteri laktobasilus yang berperan dalam proses fermentasi kimchi menghasilkan asam laktat dengan kadar yang lebih tinggi daripada yogurt (Myungjin and Jongsik,2005).


























BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM


3.1   Alat dan bahan
Alat yang dibutuhkan dalam pembuatan kimchi antara lain: baskom, pisau, telenan, pengaduk, sendok, toples kedap udara, sarung tangan (bisa menggunakan plastik 1 kg). Dan bahan yang digunakan antara lain: 1 bonggol sawi ukuran sedang, ½ buah bawang bombay, ¼ wortel di potong tipis-tipis, 1 sdm jahe parut, ½ gelas bubuk cabe, 1 sdt garam, 4 batang daun bawang dan 2 sdm bawang putih parut, 1 sdm tepung terigu.

3.2    Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada Selasa, 29 April 2016 yang bertempat di Laboratorium Prinsip Proses Pengolahan dan Hasil Pertanian (Laboratorium Pengolahan), Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jambi.

3.3    Prosedur Kerja
Dimasukkan 1/3 gelas air ditambah dengan 1 sendok makan tepung terigu, kemudian dimasak pada api sedang sambil diaduk rata hingga mendidih. Matikan api dan didinginkan. Setelah campuran tepung sudah dingin, dimasukkan bubuk cabe, garam, bawang bombay, gula, saus ikan, bawang putih dan jahe parut, aduk hingga rata. Lalu dicampurkan 1 bonggol sawi putih dengan adonan di atas. Letakkan campuran tersebut di dalam wadah kedap udara atau tertutup dan biarkan semalam dalam suhu ruang. Setelah semalam dalam suhu ruang, tutup toples dibuka sebentar kemudian ditutup kembali dan selanjutnya disimpan dalam kulkas selama 3 hari. Lakukan pengujian organoleptik terhadap warna, bau dan rasa.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1  Hasil Praktikum
Tabel 4.1 Data Hasil Organoleptik Kimchi
Panelis
Uji Mutu Hedonik dan Uji Hedonik
Aroma
Rasa
Tekstur
Warna
Kesukaan
1
3
3
2
2
1
2
2
4
1
3
2
3
3
3
2
3
2
4
3
3
2
2
1
5
2
4
1
2
1
6
3
3
3
3
1
7
3
3
3
2
1
8
3
3
3
2
1
9
2
3
3
2
1
10
3
3
3
2
2
11
3
4
2
3
2
12
3
4
2
2
2
13
3
2
1
2
2
14
3
3
2
3
1
15
3
3
2
3
1
Jumlah
42
48
32
36
21
Rata-rata
2.8
3.2
2.1
2.4
1.4


4.2  Pembahasan
Fermentasi merupakan cara untuk memproduksi berbagai produk yang menggunakan mikroba melalui aktivitas metabolisme. Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba pada substrat organik yang sesuai. Salah satu produk makanan hasil proses fermentasi adalah Kimchi, yang merupakan makanan tradisional Korea berupa suatu jenis asinan sayur hasil fermentasi yang diberi bumbu pedas. Kimchi dibuat dari berbagai jenis sayuran sehingga mengandung kadar serat makanan yang tinggi, namun rendah kalori. Sebagian besar kimchi dibuat dari sayuran seperti bawang bombay, bawang putih, dan cabai yang baik untuk kesehatan. Pada tahun 2000, strain bakteri asam laktat (strain MT-1077T) penghasil bakteriosin yang diisolasi dari kimchi diberi nama Lactobacillus kimchi. Bakteri laktobasilus yang berperan dalam proses fermentasi kimchi menghasilkan asam laktat dengan kadar yang lebih tinggi daripada yogurt
Pada proses awal pembuatan kimchi dilakukan pemilihan bahan-bahan yang mengandung karbohidrat lalu dicuci untuk menghilangkan pestisida dan kotoran yang menempel. Fermentasi dilakukan selama 2-4 hari, terjadinya fermentasi ditandai dengan adanya gelembung dan baunya sedikit masam.
Dalam proses pembuatan kimchi produk fermentasi yang dihasilkan berupa asam laktat, namun terdapat produk metabolit yang lain diantaranya; fruktosa, manitol, polisakarida, dan lain-lain. Serta penambahan bumbu-bumbu pelengkap akan menambah cita rasa dan tekstur yang kompleks. Laju fermentasi kimchi dapat dipengaruhi oleh konsentrasi garam dan suhu.
Adapun beberapa bakteri asam laktat yang berperan dalam fermentasi kimchi ini adalah; Leuconostoc mesenteroides, Leuconostoc kimchi, Leuconostoc citreum, Lactobacillus plantarum. Bakteri asam laktat tersebut memberikan rasa yang khas dalam proses pembuatan kimchi.
Dari data hasil uji organoleptik kimchi aroma memiliki nilai 2.8, tekstur dengan nilai 2.1, warna dengan nilai 2.4. Sedangkan hasil daripada rasa dan kesukaan masing-masing 3.2 dan 1.4, hasil ini sedikit bias karena rasa selalu berbanding lurus dengan tingkat kesukaan panelis. Hal ini terjadi karena, kimchi yang kurang diterima dengan indera pengecap (lidah) dan citarasa khas masyarakat Indonesia sehingga menghasilkan tingkat kesukaan yang rendah.








BAB V
PENUTUP



5.1  Kesimpulan
Dari praktikum pembuatan kimchi ini praktikan mengetahui proses pembuatan kimchi dengan cara yang sederhana. Kimchi dibuat dari berbagai jenis sayuran sehingga mengandung kadar serat makanan yang tinggi, namun rendah kalori. Sebagian besar kimchi dibuat dari sayuran seperti bawang bombay, bawang putih, dan cabai yang baik untuk kesehatan.
Dalam proses pembuatan kimchi produk fermentasi yang dihasilkan berupa asam laktat, namun terdapat produk metabolit yang lain diantaranya; fruktosa, manitol, polisakarida, dan lain-lain. Serta penambahan bumbu-bumbu pelengkap akan menambah cita rasa dan tekstur yang kompleks.
Adapun beberapa bakteri asam laktat yang berperan dalam fermentasi kimchi ini adalah; Leuconostoc mesenteroides, Leuconostoc kimchi, Leuconostoc citreum, Lactobacillus plantarum. Bakteri asam laktat tersebut memberikan rasa yang khas dalam proses pembuatan kimchi.


5.2  Saran
Diharapkan praktikan dapat memahami panduan praktikum sebelum melakukan praktikum. Serta praktikum ini sebaiknya dilakukan dengan teliti dan hati-hati untuk mendapatkan hasil yang sesuai.














DAFTAR PUSTAKA



Dwidjoseputro. 1994. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan

Kim, Myungjin dan Jongsik Chun. 2005. Bacterial Community Structure in Kimchi, a Korean Fermented Vegetable Food, as Revealed by 16S rRNA Gene Analysis. International Journal of Food Microbiology, 103 (1): 91-96.

Lee, Jung-Sook, Gun-Young Heoa, dkk. 2005. Analysis of Kimchi Microflora Using Denaturing Gradient Gel Electrophoresis. International Journal of Food Microbiology, 102 (2): 143-150.

Suprihatin. 2010. Teknologi Fermentasi. Surabaya: UNISA Press.

Tjahjadi, C dan H. Marta. 2011. Pengantar Teknologi Pangan. Bandung: Universitas Padjajaran.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar